Buku ini menyajikan gambaran komprehensif tentang diskursus dan konstruksi sosial gender di pesantren di mana para pemimpin pesantren terbukti memiliki andil paling signifikan dalam mengkontruksi peran sosial gendeer tradisional
Orang-orang pesantren sudah terlanjur terdoktrin bahwa posisi perempuan harus berada di bawah posisi laki-laki, karena secara “kodrat”, laki-laki diberikan sesuatu yang lebih daripada perempuan. Urusan perempuan dibatasi hanya di ruang domestik (dapur, sumur, dan kasur), dan tidak boleh aktif di ruang publik, karena dikhawatirkan menyebabkan fitnah. Istri wajib tunduk kepada suami, bahkan j…