Buku Teks
Menggugat Otoritas dan Tradisi Agama
Nama Abdul Karim Soroush kini mencuat sebagai salah satu pemikir liberal terkemuka, tidak hanya di negeri asalnya Iran, tetapi bahkan di Dunia Islam. Hal ini tampaknya disebabkan Soroush mengajukan semacam 'reformasi epistemologis' dalam wacana Islam. Sedemikian penting posisi Soroush dalam konteks pembaruan Islam sehingga Robin Wright koresponden The Los Angeles Times menyebutnya sebagai Marthin Luther-nya Islam. Dalam hal pembaruan pemikiran keagamaan pertanyaan utama yang dicoba dijawab Soroush adalah dapatkah ide tentang 'perubahan' didamaikan dengan ide 'keabadian' yang diklaim agama -- dan jika dapat seberapa jauhkah itu dimungkinkan. Pada satu ekstrem memenangkan 'perubahan' atas 'keabadian' akan melucuti sifat dasar agama sebagai pengemban ajaran perenial dan pada ekstrem yang lain memenangkan 'keabadian' atas 'perubahan' akan membuat agama usang. Di antara dua ekstrem inilah Soroush menawarkan teori 'Pengembangan dan Penyusutan Penafsiran Agama'. Dengan mendialogkan epistemologi-tradisional Islam dan epistemologi-modern Barat Soroush memaparkan argumentasinya atas sejumlah-is strategis semisal: (1) Hubungan nalar dan wahyu; (2) Beda antara agama dan ilmu agama; (3) Pengaruh perkembangan pengetahuan manusia atas ilmu agama; (4) Kebebasan manusia versus ketentuan hati; (5) Beda antara unsur-unsur yang tetap dan yang berubah dalam agama; (6) Hubungan Islam dan demokrasi.
Tidak tersedia versi lain